4 Bekal Mencapai Haji Mabrur, Jangan Lupa Berdoa

- 28 Juni 2022, 06:05 WIB
Jangan lupa berdoa untuk mencapai haji mabrur.
Jangan lupa berdoa untuk mencapai haji mabrur. / Pixabay/chiplana

KEPRI POST - Setiap jemaah haji tentu memimpikan untuk mencapai haji mabrur dalam pelaksanaan rukun Islam kelima ke tanah suci.

Haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah dan berdampak pada kebaikan diri serta kebermanfaatan bagi orang lain.

Namun, haji mabrur tidaklah datang tiba-tiba. Tapi harus diusahakan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji.

Baca Juga: Kloter Terakhir Embarkasi Batam Berangkatkan 448 JCH ke Tanah Suci

Dikutip dari situs Kementerian Agama, Konsultan ibadah haji Imam Khoiri memaparkan empat bekal untuk mencapai haji mabrur.

1. Niat yang ikhlas
Niat ikhlas dan ketaqwaan hanya untuk meraih ridho Allah, tidak tercampuri oleh riya’, sum’ah, berbangga diri atau kesombongan.

“Untuk itu, haji harus dilaksanakan dengan tawadhu’, tenang dan khusyu’,” kata Imam Khoiri, Senin 27 Juni 2022.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Majah nomor 2890, Anas bin Malik ra berkata, “Nabi Muhammad SAW. menunaikan haji dengan mengendarai unta dan menghamparkan sehelai kain yang harganya kurang dari empat dirham, lalu beliau berdoa: ‘Ya Allah, jadikanlah haji ini tanpa riya dan mencari kemasyhuran’. (HR. Ibn Majah).

Baca Juga: Elektabilitas Anies Baswedan Tertinggi di Bursa Capres Survei Polmatrix 

Bekal terbaik bagi jemaah yang menunaikan haji adalah bekal takwa (bukan koper, uang atau makanan). Doa terbaik untuk orang yang akan berhaji adalah doa agar dibekali dengan takwa.

2. Biaya yang halal

Allah adalah zat yang thayyib (bersih dan baik) dan tidak menerima kecuali yang thayyib.

Karena itu, pastikan bekal haji dari rezeki yang bersih dan jauh dari hal-hal syubhat, apalagi haram.  

“Jika dalam bekalnya terdapat barang yang syubhat, harta ghashab atau haram, secara hukum hajinya sah, namun tidak diterima. Cermati semua hal dengan detail untuk memastikan kehalalannya,” tuturnya.

3. Melaksanakan rukun, wajib, sunnah haji, dan menghindari larangan

Setiap jemaah haji wajib memahami ilmu manasik untuk menyempurnakan amal ibadah, sebab kesuksesan sebuah amal bergantung terhadap ilmu.

Baca Juga: KPPU Selidiki Dugaan Kartel di Balik Mahalnya Tiket Ferry Batam Singapura

Dengan ilmu, jemaah haji bisa melaksanakan rukun, wajib, sunnah haji, dan menghindari semua larangan untuk kesempurnaan amal ibadah.

Waktu dan kesempatan yang ada, terutama menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina bisa digunakan semaksimal mungkin untuk memperdalam ilmu manasik.

4. Menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan

Menjaga diri dalam ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, terutama larangan seperta berkata kotor (rofats), perbuatan kotor (fusuq), serta berkelahi atau berdebat (jidal).

Imam mendorong jemaah mengisi seluruh rangkaian ibadah hajinya dengan memperbanyak zikir. Selama di perjalanan, jangan lupa bahwa ia sedang dan akan berhaji.  

Selain itu, selama menunaikan ibadah haji tidak boleh lupa berdoa agar mencapai haji mabrur.***

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x