Network
KEPRI POST - Janji Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad untuk memperbaiki Jalan Laksamana Bintan, Kota Batam, ditagih warga.
Pasalnya, jalan yang berada di tengah kota ini banyak berlubang dan selalu dikeluhkan para pengguna jalan. Sejumlah pengguna jalan, terutama pemotor, sering terperosok ke lubang jalan hingga nyaris kecelakaan.
Razaki Persada, Ketua RW 03 Perumahan Orchad Batam Center yang tinggal di sekitar kawasan Jalan Laksamana Bintan mengaku prihatin dengan kondisi jalan tersebut. Ia berharap Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) segera memprioritaskan perbaikan jalan sepanjang Simpang Frengki hingga Simpang BNI tersebut.
"Kami berharap pengaspalan segera diprioritaskan, karena sudah dialokasikan anggaran 2022," ujarnya, Selasa 28 Juni 2022.
Baca Juga: Gejala Penyakit Mulut dan Kuku Ditemukan di Batam, Kenali Ciri-Ciri Hewan Ternak Terkena PMK
Mantan Anggota KPU Kepri dan Ketua Bawaslu Kepri ini menjelaskan bahwa Jalan Laksamana Bintan merupakan tanggung jawab provinsi dan pernah dilebarkan pada 2018 sampai 2019. Namun setelah itu tidak dilanjutkan lagi pengaspalan dengan alasan refokusing anggaran.
Tidak hanya di Jalan Laksamana Bintan, jalan rusak milik Provinsi Kepri juga banyak ditemui di sejumlah titik di Batam. Termasuk di Jalan S Parman yang menghubungkan kawasan Mukakuning dengan Tanjungpiayu, Kecamatan Seibeduk.
Janji Gubernur
Perbaikan jalan rusak di Jalan Laksamana Bintan tersebut pernah dijanjikan Ansar untuk diperbaiki. Warga masih mengingat janji mantan Bupati Bintan itu yang akan memperbaiki jalan provinsi yang rusak di Kota Batam.
Menurut Razaki, pada pertengahan Maret 2022 Gubernur Kepri Ansar Ahmad sempat meninjau kondisi jalan. Dalam peninjauan tersebut, gubernur menjanjikan untuk segera melakukan pengaspalan dan menyiapkan anggaran hingga Rp10 miliar melalui proses lelang.
"Jangan sampai rencana pengaspalan ditunda lagi dengan alasan pengalihan atau tidak ada anggaran," kata Razaki.
Baca Juga: Kepri Masuk 10 Besar Provinsi Asal Peserta SBMPTN Nilai Tertinggi
Razaki menjelaskan bahwa perbaikan jalan tersebut sangat mendesak, karena ramai pengendara melintasi jalan tersebut 24 jam, mulai dari kendaraan roda dua atau motor, mobil, bus, hingga truk.
Jika tidak segera diperbaiki, maka nyawa pengendara akan terancam akibat banyaknya lubang jalan dengan kondisi bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga sedang namun dalam.
Sudah beberapa korban sepeda motor mengalami kecelakaan fatal di jalan tersebut. Terutama saat malam hari dan kondisi hujan, banyak pengendara yang jatuh karena tidak menyadari ada lubang-lubang yang mengancam.
"Lubang-lubang jalan itu pernah ditanami warga dengan pohon pisang, karena jengkel tak kunjung diperbaiki," kata Razaki.***
