Network
KEPRI POST - Salah satu kendala bagi Kota Batam dalam mengurangi tingginya pengangguran dan melakukan penempatan tenaga kerja adalah minimnya basis data pencari kerja. Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, Rudi Sakyakirti mengaku tak memiliki data pencari kerja secara rinci.
Rudi mengungkapkan bahwa dalam penyelenggaraan Job Fair Batam pada 7-9 November 2022 lalu, tercatat lebih dari 30 ribu berkas lamaran yang masuk. Sayangnya, tak semua pencari kerja itu terserap pada lowongan yang tersedia di perusahaan.
Menurut Rudi, kuota lowongan kerja di beberapa perusahaan yang ikut Job Fair justru banyak yang tidak terpenuhi. Karena pencari kerja yang melamar tak punya pengalaman sesuai kebutuhan perusahaan.
Baca Juga: Gagal Tekan Tingginya Pengangguran di Batam, Ini Alasan Rudi
Mengenai jumlah pelamar non-pengalaman tersebut, ia mengakui tidak mengetahui secara rinci. Ia hanya menyebut bahwa sekitar separuh dari jumlah pelamar di Job Fair tersebut tak punya pengalaman kerja.
"Perusahaan tentunya ingin karyawan yang siap kerja, artinya sudah berpengalaman di bidang yang sesuai. Namun saya tak mengetahui persis jumlahnya, yang pasti sangat banyak," katanya kepada media, Jumat 18 November 2022.
Selaku penyelenggara Job Fair Batam 2022, jelas Rudi, pihaknya sudah mengantongi beberapa catatan. Terutama terkait membludaknya pencari kerja hingga menyebabkan penyelenggaraan Job Fair menjadi kacau.
Baca Juga: Lowongan Kerja Planner di PT Triplus Hitech Batam, Ini Linknya
"Saya belum bisa sebutkan apa saja yang akan kita lakukan ke depan. Namun gambarannya, mungkin di bursa kerja berikutnya akan kita siapkan barcode khusus untuk mengurangi antrean," katanya.
