Baca Juga: Ekspor Pasir Laut Ancam Kerusakan Lingkungan Kepri: Dihentikan Megawati, Dibuka Lagi oleh Jokowi
Kepri sendiri memiliki pasir laut yang sangat melimpah, termasuk yang berasal dari gerusan atau sedimen pasir yang hanyut dari Pulau Sumatera. Hal ini karena perairan Kepri berada di jalur granit yang mengandung timah dan bauksit yang memanjang dari Pulau Bangka Belitung hingga semenanjung Malaysia.
Namun, sebagai daerah yang sekitar 96 persen wilayahnya adalah laut, Kepri, termasuk Bintan, pernah memiliki pengalaman buruk atas maraknya tambang ekspor pasir laut yang dijual secara besar-besaran ke Singapura. Di antaranya menyebabkan kerusakan lingkungan, pulau kecil yang nyaris tenggelam, dan nelayan yang makin sulit mencari ikan.
Menteri Trenggono meluruskan kekhawatiran banyak pihak mengenai ancaman kerusakan ekologi atau lingkungan dari maraknya aktivitas pemanfaatan pasir laut.
Ia menilai PP 26/2023 justru sarat dengan kepentingan ekologi, karena hasil sedimentasi yang tidak terkelola dengan baik, malah dapat mengancam keberlanjutan ekosistem laut.
Baca Juga: Jokowi Buka Lagi Ekspor Pasir Laut, Susi Pudjiastuti: Semoga Keputusan Ini Dibatalkan
Selain itu, hasil sedimentasi juga bisa mengganggu alur pelayaran kapal yang akhirnya menghambat aktivitas ekonomi di laut. Menurutnya, ini bisa dilihat dari penindakan terhadap kegiatan-kegiatan di ruang laut yang mengancam keberlanjutan ekologi.
"Sudah banyak kegiatan reklamasi yang kami hentikan, termasuk operasional kapal pengeruk pasir di Pulau Rupat beberapa waktu lalu," katanya.