CERI Curigai Kedatangan Dubes Iran ke Bakamla Usai Penangkapan Kapal Tanker MT Arman 114

- 14 Juli 2023, 13:30 WIB
CERI curigai kedatangan Dubes Iran ke Bakamla terkait dengan penangkapan kapal tanker MT Arman 114 asal Iran.
CERI curigai kedatangan Dubes Iran ke Bakamla terkait dengan penangkapan kapal tanker MT Arman 114 asal Iran. /tangkap layar/bakamla/

KEPRI POST - Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mencurigai kedatangan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad ke Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada Kamis, 13 Juli 2023.

Pasalnya kedatangan Duta Besar Iran ke Kantor Bakamla itu terjadi usai penangkapan Kapal Tanker MT Arman 114 di Perairan Natuna oleh Bakamla.

Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mengaku sudah mencoba mengonfirmasi kedatangan Duta Besar Iran tersebut kepada Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Aan Kurnia. Namun, belum ada keterangan apapun.

Baca Juga: Kapal Tanker Iran MT Arman 114 Diamankan di Perairan Natuna, Transfer Minyak Ilegal Rp4,6 Triliun

"Konfirmasi tertulis yang kami kirimkan melalui pesan Whatsapp sampai saat ini tidak dijawab. Awalnya sempat ada pesan masuk kepada kami dari Kepala Bakamla. Namun buru-buru dihapus pesannya," ungkapnya.

Yusri menilai kedatangan Dubes Iran ke Bakamla itu semakin menguatkan fakta bahwa minyak mentah dalam kapal tanker MT Arman 114 berasal dari Iran, sebab sudah pasti semua kilang di Singapura menolaknya.

Kasus MT Horse

Yusri lantas mengingatkan peristiwa tertangkapnya tanker berbendera Iran MT Horse di perairan Kalimantan pada 24 Januari 2021 silam. Tak lama setelah itu, seorang intelijen Iran bernama Ghassem Saberi Gilchalan tertangkap di Bandara Soekarno Hatta.

Dari penangkapan intelijen Iran itu diketahui ia mendapatkan tugas untuk membantu masalah MT Horse dan kapal tanker itu akhirnya lepas.

"Yang paling penting jangan sampai kita lupa, MT Horse kala ditangkap sedang membawa kargo 1,8 juta barrel minyak mentah," katanya.

Baca Juga: Kapal Tanker Berbendera Djibouti Kandas di Perairan Kepri di Pulau Nipah

Berkaca dari kasus MT Horse, Yusri menilai patut diduga keras memang ada permainan melibatkan trader untuk menyelundupkan minyak asal Iran ke Indonesia.

"Kejanggalan kembali terlihat di kasus MT Arman. Pertamina membantah kargo muatan tangker itu pesanan mereka. Tapi jangan lupa, Kilang Pertamina Internasional pada Januari lalu pernah menyatakan akan mengurangi pembelian minyak mentah dari Saudi Aramco," beber Yusri.

Selain itu, Yusri juga menyoroti kegiatan pemindahan muatan atau transhipment dari MT Arman ke MT STinos, tanker berbendera Kamerun.

"Kami mendapat informasi yang patut dipercaya bahwa MT STinos ternyata seharusnya sudah scrap sejak 10 tahun lalu. Informan kami sampai menjuluki tanker ini sebagai kapal hantu, karena harusnya memang sudah tidak ada," ungkap Yusri.

Baca Juga: Bawa Solar 600 Kilo Liter Ilegal di Laut Batam, Nakhoda dan ABK Kapal Tanker Jadi Tersangka

Yusri mengaku tak habis pikir atas lolosnya MT STinos dari perairan Natuna ke laut Cina Selatan.

"Padahal ada operasi bersama coast guard atau penjaga pantai Indonesia dan Malaysia, bahkan tingkat ASEAN pun ada. Mestinya tidak sulit membekuk MT STinos ini," katanya.

Meski demikian, kata Yusri, prinsipnya pihaknya mendukung Bakamla mengusut tuntas siapa yang terlibat, termasuk bekerja sama dengan Coast Guard Asean mengejar tanker MT STinos berbendera Kamerun itu.

Selain itu, Yusri juga menyatakan ia tidak sependapat dengan salah seorang wartawan senior yang mengatakan akibat penangkapan oleh Bakamla ini akan membuat kelangkaan BBM Pertamina di dalam negeri.

Baca Juga: Tangkap Kapal Ikan Malaysia di Perairan Kepri, Bakamla Temukan 250 Kg Ikan Curian

"Itu pendapat ngawur. Sebab, pembelian crude Pertamina kilang itu sudah terencana dan sudah ada OE ( Owner Estimate) sesuai "crude assay" harga minyak mentah pada saat deal atau tanda tangan kontrak," kata Yusri.

Yusri membeberkan, kemungkinan ada yang mencoba-coba memainkan pasokan minyak mentah asal Iran itu karena embargo Amerika Serikat terhadap Iran sehingga bisa mendapat diskon besar hingga USD 25 perbarel.

"Nah cuan besar ini mungkin mau atur kongkalikong diduga dengan bagian pengadaan minyak mentah di kilang," beber Yusri.

Baca Juga: Bakamla RI Serahkan Kapal Tangkapan ke BC Batam, Selundupkan Minyak Solar 87,484 KL di Perairan Batam

Lebih lanjut Yusri mengatakan, jika nanti hasil penyidikan tim Bakamla terbukti bahwa minyak mentah dalam kapal tanker itu tujuannya kilang Pertamina, maka petinggi kilang tersebut harus bertanggungjawab.

"Kita harapkan semua pihak mendukung dan mengawal Bakamla bisa mengusut tuntas percobaan penyeludupan ini, agar terbongkar sindikatnya. Meski kita mencurigai sebelumnya bisa saja sudah pernah lolos praktek ini. Maka sudah tugas BPK atau BPKP melakukan audit investigasi proses pengadaan minyak mentah dan BBM Pertamina," katanya.

Yusri mengaku tidak ingin kasus permainan minyak haram "Zatapi Crude" pada 18 tahun lalu di Pertamina terulang lagi dalam kasus penangkapan kapal tanker MT Arman 114 asal Iran tersebut.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah