Network
KEPRI POST - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turun ke Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Minggu 17 September 2023. Dalam kesempatan tersebut Menteri Bahlil sempat berdiskusi hampir tiga jam di kediaman tokoh masyarakat adat Melayu, Gerisman Ahmad.
Mengenakan kemeja putih dan peci hitam, Memteri Bahlil disambit hangat Gerisman Ahmad bersama masyarakat setempat. Bahkan, saat masuk waktu salat Magrib, Menteri asal Papua itu melaksanakan sembahyang di kampung tersebut, yakni Kampung Pantai Melayu, Rempang.
Bahlil menyebut kedatangannya tidak sekadar untuk bersilaturahim, namun layaknya pertemuan antara seorang anak dengan bapak.
Baca Juga: Bahas Rempang Eco City di Batam, Menteri Bahlil Singgung Kompetisi Investasi dengan Singapura
"Saya datang kesini bukan sebagai seorang Menteri pak, tapi sebagai anak ketemu bapak," ujarnya.
Gerisman adalah Koordinator Umum Kekerabatan Masyarakat Adat Tempatan (Keramat) Rempang-Galang. Kepada Menteri, ia menyatakan banyak hal yang bisa dikomunikasikan dari hati ke hati. Tidak ada jarak, tidak seperti yang mereka rasakan selama ini dengan pemerintah daerah maupun Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Silaturahmi itu berlanjut keesokan harinya, Senin 18 September 2023 di tempat yang sama, Pantai Melayu. Di hadapan warga Rempang, Menteri Bahlil menyampaikan bahwa dirinya telah mendiskusikan permasalahan Rempang bersama dengan para tokoh masyarakat Melayu setempat.
"Saya datang pun, tanya orang tua kita, salat Magrib saya salat di sini," ujarnya.
Baca Juga: Fakta Rempang Eco City Batam Masuk Proyek Strategis Nasional, Investasi yang Tertunda
Bahlil juga menjelaskan pentingnya investasi bagi kemajuan daerah, baik itu di tingkat kabupaten maupun provinsi.
"Bapak Ibu semua tahu, tidak ada di daerah manapun, di provinsi manapun, kabupaten dan kota manapun, yang maju itu hanya didanai oleh APBD kita," katanya.
Seorang warga Rempang yang hadir dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa sebenarnya masyarakat tidak menolak investasi di wilayah mereka. Hanya saja, pemerintah daerah dan Badan Pengusahaan (BP) Batam tidak melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik kepada masyarakat.
"Pak Bahlil mengajarkan kepada kita bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu dan beliau tahu kultur dan budaya masyarakat Melayu," ujarnya.***
