Kampung Tua Bakau Serip, Tempat Pembuangan Sampah yang Disulap Jadi Desa Wisata

1 Juni 2022, 21:25 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip di Nongsa, Kota Batam, Selasa, 31 Mei 2022. /Kemenparekraf

KEPRI POST - Desa wisata Kampung Tua Bakau Serip mempunyai riwayat unik. Kampung di kawasan Teluk Mata Ikan, Jalan Hang Lekiu Km. 4, Kelurahan Sambau, Nongsa, Kota Batam ini dulunya merupakan tempat pembuangan sampah.

Pengelola Kampung Tua Bakau Serip, Gery, mengungkapkan sejarah kampung yang masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 tersebut. Mulai 2018, tempat pembuangan sampah itu diubah menjadi desa wisata dengan pendekatan ekowisata.

"Dulunya desa ini adalah tempat pembuangan sampah, namun akhirnya kami mengubah desa ini menjadi desa wisata. Berawal dari hati kami sebagai warga Kampung Tua Bakau Serip menjaga dan melestarikan mangrove di pesisir Kota Batam ini," kata Gery saat menyambut kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, Selasa, 31 Mei 2022.

Baca Juga: Stok Hewan Kurban di Kepri Menipis, Pedagang Keluhkan Kendala Pengiriman

Desa wisata Kampung Bakau Serip memiliki potensi wisata alam dengan keberagaman flora dan fauna, konservasi mangrove, edukasi, serta wisata pantai.

Ekowisata mangrove ini menempati area seluas kurang lebih tujuh hektare. Dalam area tersebut terdapat berbagai fasilitas untuk menunjang wisata, seperti panggung kesenian dan budaya.

Ada juga tracking mangrove restoran seafood, selfie area, toko cinderamata, toko sewa alat, serta dilengkapi panggung pertunjukan seni dan wifi area.

Baca Juga: Suporter dan Bobotoh Batam Antusias Dapatkan Tiket Laga Persib Bandung

Sandiaga mengatakan Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip memiliki potensi wisata alam yang kuat, karena memiliki ekowisata hutan bakau Pandang Tak Jemu.

Desa wisata ini juga memiliki kekayaan tradisi budaya dan sektor ekonomi kreatif yang beraneka ragam. Seperti kerajinan tangan dari kerang dan eceng gondok, juga kuliner khas seperti olahan gonggong.

Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip ini juga memiliki keunggulan karena jarak yang cukup dekat dari Bandara Internasional Hang Nadim, sekitar 14,2 kilometer. Dengan keunggulan itu Kampung Tua Bakau Serip bisa menjadi destinasi studi banding bagi siswa sekolah dari Singapura.

Baca Juga: Jadwal Lengkap, Syarat, dan Kuota PPDB 2022 Kota Batam Jenjang SD

"Ini adalah bagian dari kebangkitan ekonomi kita dan ada beberapa terobosan yang kita bisa kolaborasikan dengan Konsulat Jenderal Singapura. Di mana anak-anak sekolah yang libur di Singapura bisa mengunjungi Kampung Tua Bakau Serip dan belajar tentang konservasi, edukasi tentang ekonomi kreatif, budaya, dan lain sebagainya," kata Sandiaga, dikutip kepripost.com dari situs Kemenparekraf.

Sandiaga mengungkapkan ADWI 2022 diharapkan mampu meningkatkan potensi-potensi yang ada sehingga membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi warga Kampung Tua Bakau Serip.

"Saya yakin ini adalah bagian dari tatanan ekonomi baru pascapandemi di mana kita bisa membuka peluang usaha, terutama yang berpihak kepada UMKM dibarengi dengan digitalisasi. Dan ini nanti diharapkan bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya," katanya.

Baca Juga: Jadwal Lengkap, Syarat, dan Kuota PPDB 2022 Kota Batam Jenjang SMP

Konsep ekowisata ramah lingkungan di Kampung Tua Bakau Serip ini sejalan dengan upaya pengembangan pariwisata nasional pascapandemi Covid-19 yang berkelanjutan lingkungan dan berbasis komunitas. Sehingga nantinya desa wisata bisa menjadi garda terdepan dari pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia.

"Pariwisata kita ke depan adalah pariwisata yang berbasis kualitas dan berkelanjutan. Jadi ini sesuai dengan apa yang akan kami sampaikan di rangkaian kegiatan G20 bahwa pariwisata Indonesia adalah pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan, berbasis komunitas," ujar Sandiaga.***

Editor: Zaki Setiawan

Sumber: kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler