Belajar dari Gulung Tikarnya Startup Busana Indonesia Shopious, Gagal Saing Dengan E-Commerce Bakar Duit

- 11 Agustus 2022, 16:10 WIB
/istimewa

Namun perusahaan ini hanya mampu bertahan selama 3 (tiga) tahun hingga 2016 Shopious memutuskan untuk tutup permanen.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya perusahaan ini, mulai dari pendanaan hingga iklim persaingan perusahaan rintisan di Indonesia.

Faktor kegagalan tersebut lebih lanjut dijelaskan yaitu sebagai berikut:

Pertama, biaya akuisisi yang semakin tinggi. Sistem yang diterapkan Shopious kepada pengguna/pelanggannya yaitu berupa skema berbayar, di mana pelanggan membayarkan sejumlah biaya berlangganan kepada Shopious.

Dengan demikian Shopious juga harus meningkatkan angka penjualan para pelanggannya yang merupakan penjual di Instagram, agar biaya yang telah dibayarkan sepadan dengan peningkatan angka penjualan yang diterima.

Baca Juga: 5 Tahapan Wajib Yang Harus Dilewati Founder Startup, Kamu Sudah Sampai Mana?

Dari dana yang diterima oleh Shopious dari pelanggannya kemudian digunakan seluruhnya untuk menarik calon pembeli ke situs mereka.

Akan tetapi hal tersebut kemudian terkendala ketika terjadi peningkatan biaya marketing seperti SEO, SEM, Facebook Ads, SMS blast, dan lain-lain yang hanya dapat digunakan oleh perusahaan rintisan dengan pendanaan besar.

Kedua, pengalaman belanja yang buruk oleh dropshipper. Dalam praktiknya, menurut Aditya, banyak penjual yang tidak menyetok barang yang mereka jual, dan justru berperan sebagai dropshipper. Penjual mengambil dari distributor atau penyuplai.

Hal ini kemudian menyebabkan efek leher botol dalam interaksi antara penjual dengan pembeli, sebab penjual harus mengecek stok kepada penyuplai terlebih dahulu ketika terdapat seorang pembeli, dan proses tersebut memakan waktu cukup lama sehingga calon pembeli kemudian kehilangan minat.

Halaman:

Editor: Danisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah