Jalan Berlumpur di Batam, Warga Keluhkan Aktivitas Kendaraan Proyek

- 19 Oktober 2023, 09:30 WIB
Jalan berlumpur di Batam dan bikin pengendara motor jatuh, warga keluhkan aktivitas kendaraan proyek dan truk roda 10.
Jalan berlumpur di Batam dan bikin pengendara motor jatuh, warga keluhkan aktivitas kendaraan proyek dan truk roda 10. /tangkap layar/jalan batam/

KEPRI POST - Warga Perumahan Oleana, Bukit Barelang, dan Laguna mengeluhkan aktivitas kendaraan proyek yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Beroperasinya kembali kendaraan berat dan truk roda 10 menyebabkan jalan utama di kawasan tersebut berlumpur dan licin.

Banyak pengendara kendaraan bermotor yang tergilincir dan jatuh saat melewati jalan berlumpur, terutama ibu-ibu yang sedang antar jemput anaknya ke sekolah. Aktivitas kendaraan proyek pematangan lahan ini sudah kerap dikeluhkan warga, namun tak pernah ada respon dari pihak terkait.

"Jalan rusak dan berlumpur ini karena lalu lalang truk roda 10 yang mengangkut tanah untuk pematangan lahan. Kalau panas bikin debu, kalau hujan bikin jalan licin dan berlumpur. Banyak pengendara motor yang jatuh," ungkap Bahman, warga Tanjungpiayu, Rabu 18 Oktober 2023.

Baca Juga: Banyak Lampu Jalan Mati di Batam, Warga Bingung Lapor Kemana?

Menurut Bahman, aktivitas truk roda 10 untuk pematangan lahan tersebut sudah berlangsung beberapa minggu ini di sekitar Perumahan Bukit Barelang. Sebelumnya, pihak developer hanya mengoperasikan truk roda 6 untuk mengangkut tanah.

Jalan licin dan berlumpur di kawasan Oleana, Tanjungpiayu, Batam.
Jalan licin dan berlumpur di kawasan Oleana, Tanjungpiayu, Batam.


Namun beberapa hari ini, pihak developer mulai mengoperasikan banyak truk roda 10 dan kendaraan berat. Truk ini juga tidak dilengkapi dengan terpal penutup di bagian bak belakang, sehingga banyak tanah tumpah di jalan.

Kekhawatiran warga terhadap rusaknya jalan akhirnya benar-benar terjadi. Jalan yang menjadi akses utama ribuan warga di tiga perumahan padat penduduk tersebut berubah menjadi berlumpur dan licin saat hujan.

Kondisi tersebut menyebabkan banyak pengendara motor yang terjebak saat mengakses jalan tersebut. Bahkan beberapa ibu-ibu yang sedang membawa anaknya sampai tergelincir dan terjatuh saat berusaha melewati jalan.

Baca Juga: Jalan S Parman Batam Makan Korban, Pengendara Motor Terpelanting di Jalan Berlubang

Sementara jika tak hujan, ceceran tanah menyebabkan debu dan kabut yang sangat mengganggu pernafasan dan jarak pandang pengendara.

"Kami berharap pihak terkait bisa menertibkan beroperasinya kendaraan-kendaraan berat pengangkut tanah, karena bikin jalan rusak. Jangan sampai masyarakat sendiri yang bergerak," harap Bahman.

 Sementara itu, tahun ini Badan Pengusahaan (BP) Batam menggesa pembangunan infrastruktur untuk mendukung Kota Batam sebagai tujuan investasi.

Menurut Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, hingga 2024 mendatang akan ada 22 proyek infrastruktur jalan yang akan dilaksanakan.

Baca Juga: Telan Anggaran Rp2,8 Miliar, Perbaikan Jalan Tanjungpiayu Batam Sisakan Jalan Berlubang

"Sebanyak 22 proyek pembangunan infrastruktur jalan tahun 2023 hingga 2024 tersebut terdiri 5 kegiatan prioritas nasional dan 17 prioritas BP Batam," katanya.

Adapun kelima proyek kegiatan prioritas nasional itu adalah pembangunan jalan koridor utama dari simpang Laluan Madani hingga Simpang Bundaran Punggur.

Selanjutnya, pembangunan Jalan Yos Sudarso tahap III dan jalan koridor utama dari Bundaran Punggur hingga Simpang Bandara Hang Nadim. Dua proyek prioritas nasional lainnya adalah pembangunan bundaran punggur dan bundaran bandara dengan diameter 100 meter.

Sementara 17 proyek prioritas BP Batam adalah Jalan Hang Jebat dari Simpang Batu Besar hingga Simpang Turi, Jalan Yos Sudarso Tahap 4 dari underpass Pelita hingga Nagoya Gate, dan Jalan Hang Jebat tahap 2 dari Simpang Batu Besar ke Simpang Polda Kepri.

Selanjutnya, pembangunan jalan Hang Tuah dari Simpang Bandara ke Simpang Batu Besar, Jalan Hang Kesturi, Jalan Alternatif Bandara, Jalan Kawasan Industri Kabil, dan Simpang Sei Harapan.

Peningkatan Jalan Hang Lekiu, Jalan Todak-Kerapu, Jalan Duyung, Jalan Gajah Mada Tahap III (Dari SPBU Vitka-Sei Harapan), jalan dan drainase di Kawasan Industri Kabil, serta revitalisasi landscape Bundaran Sijori Batam. Terakhir, pembangunan Fly Over Sei Ladi hingga Simpang Laluan Madani sepanjang 2,5 kilometer.

Tuntut Developer Bertanggung Jawab

Warga Tanjungpiayu, Iwan menyayangkan beroperasinya kembali truk roda 10 pengangkut tanah di Jalan S Parman Tanjungpiayu, khususnya di sekitar Perumahan Bukit Barelang. Beroperasinya kendaraan berat tersebut membuat aktivitas warga terhambat, mengganggu pernafasan, dan mempercepat kerusakan jalan.

"Seperti di Perumahan Nusa Indah dan Bukit Sentosa, banyak jalan rusak karena beroperasinya truk roda 10. Kami meminta pihak developer bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan dan menanggung biaya berobat pengendara yang jatuh karena terjebak jalan rusak," katanya.

Tuntutan yang sama sebelumnya juga disampaikan warga di Kecamatan Seibeduk terhadap developer di kawasan Perumahan Nusa Indah, karena menyebabkan jalan rusak.

Baca Juga: Hati-Hati Jalan Berlubang dan Ambles di Batam! Warga Letakkan Drum untuk Penanda

Atas tuntutan tersebut, developer berjanji tidak mengoperasikan lagi truk roda 10 dan bersedia memperbaiki jalan rusak. Mereka juga akan melakukan penyiraman atau pembersihan kalau ada tanah yang berserakan di jalan.

Kemudian jika ada warga yang kecelakaan karena terjebak jalan rusak di sekitar lokasi proyek, maka pihak developer akan bertanggung jawab untuk proses pengobatan.

Sejak itu, aktivitas truk roda 10 di kawasan Perumahan Nusa Indah sudah berkurang. Namun, sekarang aktivitas truk roda 10 justru berpindah di kawasan Bukit Barelang.

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x