Hadapi Tantangan Krisis Ekonomi di ASEAN, Ini 3 Fokus Utama Presiden Jokowi

- 14 November 2022, 06:05 WIB
Presiden Jokowi dalam kegiatan bersama pemimpin ASEAN lainnya
Presiden Jokowi dalam kegiatan bersama pemimpin ASEAN lainnya /

KEPRI POST - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memaparkan tiga hal fokus utama ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi kawasan. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara pada ASEAN Global Dialogue Ke-2: Post Covid-19 Comprehensive Recovery di Hotel Sokha, Phnom Penh, Minggu (13/11/2022).

“Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata masih terus positif, namun ke depannya, tantangan ekonomi kawasan akan makin berat apalagi dengan ancaman resesi. Untuk itu, saya ingin fokus pada tiga hal,” ungkapnya.

Hal pertama adalah penguatan fiskal negara ASEAN. Presiden Jokowi mendorong agar ruang fiskal harus diciptakan demi stabilitas keuangan. Demikian pula dengan efisiensi belanja dan mengalokasikan ke program mitigasi dampak krisis harus menjadi prioritas termasuk jaring pengaman bagi rakyat kurang mampu.

Baca Juga: Investasi Sektor Manufaktur Indonesia Capai Rp365 Triliun Selama Januari - September 2022

“Dukungan pada sektor yang memiliki dampak terhadap ekonomi kawasan juga harus diprioritaskan. ADB telah mengidentifikasinya seperti pariwisata, agro-processing, dan tekstil. Sektor-sektor ini penting karena melibatkan UMKM yang wakili 90% dunia usaha ASEAN,” ucap.

Hal kedua menurut Presiden Jokowi adalah penguatan dukungan keuangan internasional. Presiden menegaskan pentingnya peran lembaga keuangan internasional dalam merespon krisis dan meminimalisir dampak yang diakibatkan melalui berbagai instrumen keuangan yang fleksibel.

“Ada instrumen yang sifatnya darurat sehingga bisa cepat digunakan saat krisis, dan lebih penting dari itu perlu ada instrumen yang berfungsi mencegah krisis. Dukungan ini penting bagi ASEAN untuk antisipasi memburuknya krisis ke depan, salah satunya dengan perkuat infrastruktur keuangan di kawasan, termasuk sinergi kebijakan finansial,” katanya.

Hal ketiga yang disampaikan Kepala Negara yaitu perdagangan dunia harus diatur dengan mempertimbangkan hak pembangunan negara berkembang. Presiden menyoroti kesulitan yang dialami negara berkembang saat ingin melakukan hilirisasi.

Baca Juga: Ini 5 Usaha dengan Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Kepri Selama Triwulan III

Halaman:

Editor: Danisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x