Ini Alasan Penjahat China Pilih Batam Jadi Lokasi Aksi Penipuan Love Scamming hingga Rp20 Miliar

- 31 Agustus 2023, 08:00 WIB
Ini alasan penjahat China memilih Batam sebagai lokasi aksi penipuan love scamming yang merugikan korban hingga Rp20 miliar.
Ini alasan penjahat China memilih Batam sebagai lokasi aksi penipuan love scamming yang merugikan korban hingga Rp20 miliar. /purwoko/yogyaline.com/polda kepri

KEPRI POST - Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kerap menjadi tempat aksi para penjahat internasional untuk melakukan penipuan keuangan. Terbaru, aksi penipuan itu dilakukan penjahat China melalui love scamming dan berhasil memperdaya korban hingga Rp20 miliar.

Tidak tanggung-tanggung, mereka datang dengan rombongan. Jumlahnya mencapai 88 orang dan sudah dua bulan ini melakukan aksi penipuan love scamming di Batam.

Aksi penipuan love scamming para penjahat China di Batam akhirnya terbongkar. Polda Kepri berhasil mengendus aksi yang telah menyebabkan kerugian terhadap korban hingga Rp20 miliar tersebut.

Baca Juga: Ini 2 Wartawan di Kepri yang Jadi Tersangka Perdagangan Orang ke Malaysia

Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri Kombes Nasriadi membenarkan terbongkarnya aksi para penjahat China itu. Menurutnya, mereka sudah dua bulan menjalankan aksinya.

"Mereka baru dua bulan menjalankan aksinya di lokasi di Batam, tapi apakah sebelum dua bulan itu ada aksi di tempat-tempat lainnya, masih kami dalami," katanya, Rabu 30 Agustus 2023.

Nasriadi menerangkan alasan 88 penjahat China memilih Batam sebagai aksi penipuan. Hal ini karena Batam merupakan daerah perbatasan yang mudah untuk dimasuki, baik itu dari Singapura melalui laut, maupun dari Jakarta melalui udara.

Selain Batam, daerah perbatasan lain yang juga sering menjadi tempat melakukan aksi kejahatan adalah Kalimantan Barat. Herannya, mereka bisa leluasa masuk daerah-daerah perbatasan ini tanpa terdeteksi oleh pihak Imigrasi.

"Ada yang datang dari China ke Singapura dan dari Singapura baru ke Batam melalui jalur laut. Ada juga yang dari China ke Jakarta dan dari Jakarta baru ke Batam melalui jalur udara," ungkapnya.

Sebagai daerah perbatasan, Batam juga dinilai mudah untuk penjahat internasional itu melarikan diri, baik melalui bandara atau pelabuhan internasional.

"Jadi, mereka masuk secara berkelompok melalui segala penjuru untuk ke Batam. Itulah mengapa mereka memilih Batam sebagai tempat beroperasi," katanya.

Nasriadi memastikan tidak ada keterlibatan warga negara Indonesia atau WNI dalam kasus ini. "Korban semuanya berasal dari luar negeri, kerugian korban seluruhnya ada sekitar 10 ribu Yuan atau setara dengan Rp20 miliar," pungkasnya.***

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x