Contoh Khutbah Idul Adha Yang Singkat, Jelas, Padat dan Menyentuh Hati Tentang Kurban

5 Juli 2022, 08:58 WIB
Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi Idul Adha 2022, Hukum Patungan atau Iuran Hewan Kurban sesuai Syariat Islam. /pixabay.com/Quangprada

KEPRI POST - Tak lama lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idul Adha 1443 H. Khutbah saat Sholat Ied menjadi rangkaian ibadah yang tak boleh dilewatkan.

Sebagai penceramah atau khotib tentu membutuhkan referensi dalam menyusun materi khutbah untuk menyampaikan pesan yang menyentuh hati jamaah.

Dalam artikel ini, akan ada contoh materi khutbah idul adha 1443 yang ditulis oleh Dr Abdul Rochim.

Baca Juga: Contoh Materi Khutbah Idul Adha Tentang Pesan Moral Ibadah Haji Yang Perlu Diketahui Jamaah

Dr. Abdul Rochim menempuh pendidikan S-1 bidang syariah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA)-Universitas Imam Muhamad Ibn Suud, lalu melanjutkan ke S-2 dan S-3 bidang fikih dari Universitas Internasional al-Madinah, Malaysia.

Sebelum kita menyimak materi khutbahnya, berikut kita simak tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha:

  • Sholat Idul Adha dilaksanakan dua rakaat
  • Pada rakaat pertama takbir tujuh kali setelah takbiratul ihram
  • Pada rakaat kedua takbir lima kali di luar takbir perpindahan gerakan salat
  • Hukum tujuh kali takbir di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua adalah sunnah
  • Membaca doa iftitah (istiftah) setelah takbiratul ihram, sebelum takbir tujuh kali para rakaat pertama
  • Pada waktu antara satu takbir dengan takbir yang lain dianjurkan membaca: subhānallāh walhamdulillāh walā ilāha illallāh wallāhu akbar

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Adha, Belajar dari Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim

Berikut naskah dan materi khutbah dari Dr. Abdul Rochim, MA yang berjudul "Hikmah Keberanian dan Optimisme dari Nabi Ibrahim a.s." :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاَتُهُ

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ (3 x)

اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ الذُّنُوْبُ وَالسَيِّئَاتُ، وبكرَمِه تُقبَل العَطايا والقُربَات، وبلُطفِه تُستَر العُيُوب والزَّلاَّت، وبلُطفِه تُستَر العُيُوب والزَّلاَّت ، وَأَشْهَدُ أّنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. (أَمَّا بَعْدُ). فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ


Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan Allah Swt.

Ibadah di bulan Dzulhijjah dan hari Iduladha merupakan anugerah berharga bagi umat Muslim. Kita, pada hari ini, bertemu dengan hari Idul adha 1443 H. Ini adalah karunia Allah Swt. yang kita dapatkan. Maka, mari kita sambut anugerah itu dengan memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil hingga berakhirnya hari-hari tasyrik, yaitu pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Ibadah-ibadah di hari Idul adha, baik itu ibadah haji, salat hari raya dan ibadah kurban menjadi mata rantai penyambung ajaran Islam dengan risalah para nabi sebelum Rasullah saw, terutama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Sebagai contoh, firman Allah Swt:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Qs al-Hajj: 27)

Ayat ini menjadi salah satu bukti mata rantai ketersambungan sejarah dan agama antara kita dengan Nabi Ibrahim a.s. Hanya saja, merasa bahagia dan bangga dengan adanya mata rantai agama itu tidak cukup. Kita juga perlu menerjemahkan nilai-nilai perjuangan Ibrahim a.s. di ruang nyata. Dari kisah Nabi Ibrahim kita bisa belajar banyak hal, antara lain tentang Keyakinan dan Optimisme dalam menghadapi tantangan.

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku.” Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.” (Qs al-Baqarah: 124)

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa kepemimpinan itu hanya milik mereka yang berhasil melewati banyak tantangan dan cobaan. Maka, siapa pun yang ingin menjadi pemimpin, dia harus siap menaklukkan berbagai tantangan. Dan orang yang paling berat tantangan hidupnya adalah para rasul ulul azmi. Orang-orang besar dalam sejarah adalah orang-orang yang paling banyak berkorbannya; mengorbankan waktu, tenaga dan termasuk kesenangan dirinya.

اَللهُ أَكْبَرُ 3 x ، ولله الحمد

Sekian lama Nabi Ibrahim menanti kehadiran anak yang menjadi penyejuk matanya. Ternyata, pada usia yang tak lagi muda, Allah Swt. baru menganugerahi beliau seorang anak; Ismail. Di saat-saat indah dan bahagia bersama dengan sang anak, Allah perintahkan beliau untuk membawa istrinya (Hajar) dan anaknya (Ismail) ke Tanah Haram; suatu lembah yang tidak bertuan dan tidak ada tanaman. Ini bukan cobaan yang sederhana. Bila kita bayangkan pada diri kita; sangat sulit untuk membayangkan perasaan kita ketika harus meninggalkan keluarga di tempat yang asing itu?

Setelah Ibrahim menuntaskan semua urusan mengantarkan anak dan istrinya, beliau berbalik arah ke Syam. Tatkala Hajar menyaksikan suaminya berbalik badan ke arah Syam, tempat mereka berasal, ia bertanya, “Ibrahim, hendak pergi ke mana?”

Nabi Ibrahim terdiam dan tidak menjawab. Ketika Hajar mengulang-ulang pertanyaan yang sama, Ibrahim tetap terdiam. Kita bisa bayangkan betapa berat beban pikiran Ibrahim saat itu. Pada saat yang sama, kita bisa membayangkan, logika apa yang bisa dipakai untuk menjelaskan kepada istrinya bahwa ia akan kembali ke Syam.

Hajar pun mengubah pertanyaannya. “Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?”

Ibrahim pun menjawab, “Ya.”

Begitu Hajar mendengar jawaban suaminya, ia pun berkata, “Bila demikian, Allah tidak akan membiarkan kami.”

Ibrahim terus melangkahkan kakinya hingga sampai di balik bukit. Lantas ia menghadap ke arah tempat ia tinggalkan istri dan anaknya seraya berdoa:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs Ibrahim: 37)

Ternyata cobaan dan tantangan Nabi Ibrahim a.s. tidak hanya sampai di situ. Tatkala Ismail, putra yang sangat ia sayangi, mulai tumbuh dewasa. Allah perintahkan beliau untuk menyembelihnya.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs Ashaffat : 102)

Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang kebijaksanaan Nabi Ibrahim sebagai ayah tatkala beliau mendapatkan perintah untuk menyembelih putranya tersayang. Beliau sampaikan tentang mimpi beliau. Sang anak pun anak yang cerdas dan terdidik, ia tahu ayahnya seorang nabi. Ia sangat paham bahwa mimpi ayahnya adalah wahyu perintah untuk menyembelih putranya.

اَللهُ أَكْبَرُ 3 x ، ولله الحمد

Saudara-saudara sekalian yang dimuliakan Allah Swt.

Penggalan kisah di atas memberikan gambaran kepada kita tentang keteguhan dan keyakinan Nabi Ibrahim a.s. dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan yang ia hadapi. Sehingga beliau disebut sebagai pemimpin.

Dari Nabi Ibrahim kita juga belajar tentang optimisme dan harapan yang kuat. Hal ini bisa kita dapati pada doa-doa beliau.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.” (Qs al-Baqarah: 126)

Al-Imam Muhammad Thahir ibn ‘Asyur mengatakan bahwa Nabi Ibrahim mendoakan mereka mendapatkan kesejahteraan agar mereka tidak berniat meninggalkan tempat tersebut.

رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs Ibrahim: 37)

Kita dapat merasakan getaran keyakinan dan optimisme Nabi Ibrahim a.s. Pada lembah yang tidak ada tanaman itu, beliau mengajukan kepada Allah kecukupan; kecukupan makanan dan rasa aman. Beliau tidak berpikir bagaimana cara Allah mewujudkan semua itu. Beliau yakin dan optimis ketika beliau sudah memulai dan meletakkan dasarnya, bahwa Allah akan mudahkan jalannya.

Bahkan, beliau memiliki cara pandang yang jauh ke depan.

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al–Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Qs al-Baqarah: 129)

Nabi Ibrahim a.s. memohon kepada Allah agar kelak akan hadir seorang rasul dari penduduk kota Mekah; yang membacakan ayat-ayat Allah, mengajari mereka dan menyucikan mereka. Rasul itu adalah Muhammad Rasulullah saw.

Dalam situasi pandemi seperti yang kita hadapi saat ini, kita tidak boleh kehilangan keyakinan dan optimisme. Di balik setiap cobaan dan tantangan pasti ada hikmahnya. Paling tidak, cobaan dan tantangan menjadikan kita semakin lebih kuat menghadapi benturan demi benturan dalam hidup. Keimanan dan keyakinan kita kepada Allah harus menjadi oase yang tidak pernah kering mengalirkan energi optimisme, sebagaimana optimisme nabi Ibrahim saat menghadapi cobaan demi cobaan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ ( 7x )

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،

اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا، اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمْسُلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،

اَللّهُمَّ أَصْلِحِ الرُعَاةَ وَالرَّعِيَّةَ وَاجْعَلْ إِنْدُوْنِيْسِيَّا وَدِيَارَ الْمُسْلِمِيْنَ آمِنَةً رَخِيَّةً،

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فىِ السِّرِّ وَالْعَلَنِ وَجَانِبُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ.

Editor: Danisa

Tags

Terkini

Terpopuler