Jangan Terkecoh! Kebutuhan Pasir Laut untuk Infrastruktur dan Reklamasi Tak Tergantung PP 26 Tahun 2023

- 3 Juni 2023, 16:00 WIB
CERI mengingatkan publik tidak terkecoh dengan omongan pejabat terkait pasir laut untuk infrastruktur dan reklamasi.
CERI mengingatkan publik tidak terkecoh dengan omongan pejabat terkait pasir laut untuk infrastruktur dan reklamasi. /tangkap layar/pasir laut Kepri/

"Sehingga, jika negara kita bisa mengatur sistem satu pintu dalam menjual ke Singapura, yaitu dengan mekanisme negosiasi tanpa tender ke JTC dan BUMN tambang ditunjuk sebagai pimpinan konsorsium, maka target harga bisa mencapai berkisar $ 18 hingga $ 21 (Singapore Dollar) per meter kubik FOB Singapore," beber Yusri.

Baca Juga: Tolak Ekspor Pasir Laut, Walhi: Ancam Tenggelamnya 115 Pulau Kecil dan 83 Pulau Terdepan

Tampaknya, kata Yusri, target itu sesuai dengan Keputusan Menteri KKP Nomor 82 Tahun 2021 tentang Harga Patokan Pasir Laut Dalam Perhitungan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak, yang ditanda tangani pada 18 September 2021. Dalam Kepmen ini, pada bagian lampiran, disebutkan bahwa pemanfaatan pasir laut untuk ekspor dipatok Rp 228.000 per meter kubik, sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri dipatok Rp 188.000 per meter kubik.

"Adapun biaya dregging sekitar $ 8 per meter kubik terima di Singapore, PNBP 35 % dari harga jual pasir laut, ditambah pajak ekspor," kupas Yusri.

 

Sebelumnya, jelas Yusri lagi, pemerintah telah menerbitkan aturan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2021. Pada Pasal 8 PP ini disebutkan PNBP untuk pasir laut sebesar 35 % dari harga jual.

"CERI mendapat info, pengusaha keberatan terkait tarif PNBP tersebut, mengingat tarif PNPB untuk tambang batubara ex PKP2B hanya 11 % dan IUP hanya 8 %, menurut mereka harga jual butubara jauh di atas harga pasir laut, mengapa mereka dibebankan cukup besar," jelas Yusri.

Sehingga, kata Yusri, akibat ada potensi cuan besar di depan mata, maka tak heran banyak pejabat berlomba pasang badan dengan menyatakan ekspor pasir laut tidak merusak lingkungan dan malah untuk menyehatkan laut dan mengamankan alur pelayaran.

 

"Anehnya, termasuk bisa mengendalikan dampaknya hanya memakai GPS, apa benar demikian," pungkas Yusri.***

Halaman:

Editor: Zaki Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah